BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah kesehatan adalah suatu
masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain
di luar kesehatan itu sendiri. Demikian pula pemecahan masalah kesehatan
masyarakat, tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya sendiri tetapi harus
dilihat dari seluruh segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah
"sehat-sakit" atau kesehatan tersebut.
Sebelum
lebih jauh membahas mengenai kesehatan lingkungan marilah kita bahas lebih dulu
pengertian dari kesehatan lingkungan. Menurut Walter R. Lym kesehatan
lingkungan adalah hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan yang
berakibat atau mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Sedangkan menurut WHO
kesehatan lingkungan adalah ilmu dan keterampilan yang memusatkan perhatiannya
pada usaha pengendalian semua faktor yang ada pada lingkungan fisik manusia
yang diperkirakan menimbulkan atau akan menimbulkan hal-hal yang merugikan
perkembangan fisiknya, kesehatannya ataupun kelangsungan hidupnya. Jadi Ilmu
Kesehatan Lingkungan berkisar pada usaha manusia mengelola lingkungan
sedemikian rupa, sehingga derajat kesehatan manusia dapat lebih
ditingkatkan.
Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun
kesehatan masyarakat. Untuk hal ini Hendrik L. Blum menggambarkan adanya empat
faktor yang mempengaruhi kesehatan, yaitu: keturunan, lingkungan, perilaku dan
pelayan kesehatan. Keempat faktor tersebut disamping berpengaruh langsung
kepada kesehatan, juga saling berpengaruh satu sama lainnya. Status kesehatan
akan tercapai secara optimal bilamana keempat faktor tersebut secara
bersama-sama mempunyai kondisi yang optimal pula. Salah satu faktor saja berada
dalam keadaan yang terganggu (tidak optimal) maka status kesehatan akan
tergeser ke arah dibawah optimal.
Kesehatan lingkungan pada hakekatnya adalah suatu kondisi atau keadaan
lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya
status kesehatan yang optimum pula. Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut
antara lain mencakup perumahan, pembuangan kotoran manusia (tinja), penyediaan
air bersih, pembuangan sampah, pembuangan air kotor (air limbah), rumah hewan
ternak (kandang) dan sebagainya.
Dengan kata lain dapat
disimpulkan bahwa kesehatan lingkungan adalah Ilmu yang merupakan cabang dari
ilmu kesehatan masyarakat yang lebih menitikberatkan perhatiarnnya pada
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, pengkoordinasian dan
penilaian dari semua faktor yang ada pada lingkungan fisik manusia yang
diperkirakan ada hubungan atau berhubungan dengan perkembangan fisik, kesehatan
ataupun kelangsungan hidup manusia, sedemikian rupa sehingga derajat kesehatan
dapat lebih ditingkatkan.
Adapun yang dimaksud dengan usaha kesehatan lingkungan adalah suatu usaha untuk
memperbaiki atau mengoptimumkan lingkungan hidup manusia agar merupakan media
yang baik untuk terwujudnya kesehatan optimum bagi manusia yang hidup di
dalamnya. Usaha memperbaiki atau meningkatkan kondisi lingkungan ini dari masa
ke masa dan dari masyarakat satu ke masyarakat yang lain bervariasi dan
bertingkat-tingkat, dari yang paling sederhana (primitif) sampai kepada yang
paling mutakhir (modern). Dengan perkataan lain bahwa teknologi di bidang
kesehatan lingkungan sangat bervariasi, dari teknologi primitif, teknologi
menengah (teknologi tepat guna) sampai dengan teknologi mutakhir.
Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut antara lain mencakup perumahan,
pembuangan kotoran manusia (tinja), penyediaan air bersih, pembuangan sampah,
pembuangan air kotor (air limbah), rumah hewan ternak (kandang) dan sebagainya.
Adapun yang dimaksud dengan usaha kesehatan lingkungan adalah suatu usaha untuk
memperbaiki atau mengoptimumkan lingkungan hidup manusia agar merupakan media
yang baik untuk terwujudnya kesehatan optimum bagi manusia yang hidup di
dalamnya. Usaha memperbaiki atau meningkatkan kondisi lingkungan ini dari
masa ke masa dan dari masyarakat satu ke masyarakat yang lain bervariasi dan
bertingkat-tingkat, dari yang paling sederhana (primitif) sampai kepada yang
paling mutakhir (modern). Dengan perkataan lain bahwa teknologi di bidang
kesehatan lingkungan sangat bervariasi, dari teknologi primitif, teknologi
menengah (teknologi tepat guna) sampai dengan teknologi mutakhir.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apakah pengertian sanitasi dan kesehatan lingkungan?
2.
Apakah masalah-masalah kesehatan lingkungan yang dihadapi masyarakat?
3.
Bagaimanakah solusi untuk menangani masalah-masalah kesehatan lingkungan yang
dialami masyarakat?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah
ini antara lain:
1. Untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup.
2. Untuk menambah pengetahuan
tentang sanitasi dan kesehatan lingkungan, mengetahui bagaimana cara mengatasi
masalah kesehatan masyarakat.
1.4 Manfaat
Manfaat
yang diperoleh dari makalah ini adalah:
1.
Mahasiswa dapat menambah pengetahuan tentang sanitasi dan
kesehatan lingkungan.
2.
Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara mengatasi
masalah lingkungan, dan prosedur apa saja yang digunakan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan
Sanitasi
Sanitasi
merupakan salah satu komponen dari kesehatan lingkungan, yaitu perilaku yang
disengaja untuk membudayakan hidup bersih untuk mencegah manusia bersentuh
langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya, dengan harapan
dapat menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia.
Kesehatan
lingkungan di Indonesia masih memprihatinkan. Belum optimalnya sanitasi
di Indonesia ini ditandai dengan masih tingginya angka kejadian penyakit
infeksi dan penyakit menular di masyarakat. Pada saat negara lain pola penyakit
sudah bergeser menjadi penyakit degeneratif, Indonesia masih direpotkan oleh
kasus demam berdarah, Diare, Kusta, serta Hepatitis A yang seakan tidak
ada habisnya.
Kondisi
sanitasi di Indonesia memang tertinggal cukup jauh dari Negara-negara
tetangga. Dengan Vietnam saja Indonesia hampir disalip, apalagi
dibandingkan dengan Malaysia atau Singapura yang memiliki komitmen tinggi
terhadap kesehatan lingkungan di negaranya. Jakarta hanya menduduki
posisi nomor 2 dari bawah setelah Laos dalam pencapaian cakupan sanitasinya.
Sanitasi
sangat menentukan keberhasilan dari paradigma pembangunan kesehatan lingkungan
lima tahun ke depan yang lebih menekankan pada aspek pencegahan dari aspek
pengobatan. Dengan adanya upaya pencegahan yang baik, angka kejadian
penyakit yang terkait dengan kondisi lingkungan dapat di cegah. Selain
itu anggaran yang diperlukan untuk preventif juga relative lebih terjangkau
daripada melakukan upaya pengobatan.Macam-macam
sanitasi:
1. Saniatsi Uap
Sanitasi
uap menggunakan uap mengalir 76,7oC selama 15 menit atau 93,3oC
selama 5 menit. Sanitasi uap dapat dilakukan untuk sanitasi bahan dan peralatan
misalnya dengan menggunakan Autoklaf.
2. Sanitasi Air Panas
Sanitasi
ini dilakukan dengan merendam alat atau bahan dalam air panas (peralatan kecil
seperti pisau, piring, wadah yang berukuran kecil), dengan menggunakan suhu
diatas 80oC (bukan dengan cara menuang air panas/membilas karena
tidak efektif). Efek yang
ditimbulkan karena denaturasi molekul protein sel mikroba.
3. Sanitasi Udara Panas
Sanitasi
ini menggunakan suhu panas 82,2oC selama 20 menit. Sanitasi ini
biasanya digunakan untuk sterilisasi alat (Sterilisasi kering) yaitu dengan
menggunakan oven.
4. Sanitasi Radiasi
Sanitasi
ini yaitu dengan pemanfaatan sinar UV atau sinar γ dengan
panjang gelombang 2500 A, dimana harus berkontak dengan mikroba minimal 2
menit.
5. Sanitasi Kimia
Sanitasi
kimia yaitu menggunakan bahan kimia untuk membunuh mikroba. Umumnya
dikelompokkan ke dalam golongan aldehid atau golongan pereduksi, yaitu bahan
kimia yang mengandung gugus - COH; golongan alkohol, yaitu senyawa kimia yang
mengandung gugus -OH; golongan halogen atau senyawa terhalogenasi, yaitu
senyawa kimia golongan halogen atau yang mengandung gugus - X; golongan fenol,
golongan garam amonium, golongan pengoksidasi, dan golongan biguanida.
Efektifitas sanitasi kimia
dipengaruhi oleh :
a. Waktu kontak
(minimum 2 menit)
b. Suhu optimum (21,1-37,8Oc), jika lebih tinggi maka akan
menguap (yodium) dan bersifat korosif (klorin), dan jika lebih rendah maka
tidak efektif.
c. pH optimum 6-7, tidak efektif pada pH yang basa.
d. Kebersihan alat
e. Kesadahan air
(mempengaruhi pH, air sadah bersifat basa dan bersifat korosif.
f. Kontaminasi agen lain (misalnya deterjen)
Untuk produk pangan segar,
pencucian dapat menurunkan potensi bahaya akibat mikroorganisme. Pencucian atau
pembilasan sayuran dapat menghilangkan kotoran dan kontaminan lainnya.
Pencucian dapat dilakukan dengan air, deterjen, larutan bakterisidal seperti
klorin dan lain-lain.
Kesehatan Lingkungan
Ada beberapa
definisi dari kesehatan lingkungan :
· Menurut WHO (World Health Organization),
kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara
manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.
· Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan
Lingkungan Indonesia) kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang
mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan
lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan
bahagia.
· Menurut Walter R. Lym kesehatan lingkungan adalah
hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan yang berakibat atau
mempengaruhi derajat kesehatan manusia.
.
Jadi Ilmu Kesehatan Lingkungan berkisar pada usaha manusia mengelola lingkungan
sedemikian rupa, sehingga derajat kesehatan manusia dapat lebih ditingkatkan.
Ruang lingkup
kesehatan masyarakat
—-Menurut World Health
Organization (WHO) ada 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan, yaitu :
1.
Penyediaan Air Minum
2.
Pengelolaan air Buangan dan pengendalian
pencemaran
3.
Pembuangan Sampah Padat
4.
Pengendalian Vektor
5.
Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh
ekskreta manusia
6.
Higiene makanan, termasuk higiene susu
7.
Pengendalian pencemaran udara
8.
Pengendalian radiasi
9.
Kesehatan kerja
10. Pengendalian kebisingan
11. Perumahan dan pemukiman
12. Aspek kesling dan transportasi udara
13. Perencanaan daerah dan perkotaan
14. Pencegahan kecelakaan
15. Rekreasi umum dan pariwisata
16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan
keadaan epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk
17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin
lingkungan.
Di Indonesia,
ruang lingkup kesehatan lingkungan diterangkan dalam Pasal 22 ayat (3) UU No 23
tahun 1992 ruang lingkup kesling ada 8, yaitu :
1.
Penyehatan Air dan Udara
2.
Pengamanan Limbah padat/sampah
3.
Pengamanan Limbah cair
4.
Pengamanan limbah gas
5.
Pengamanan radiasi
6.
Pengamanan kebisingan
7.
Pengamanan vektor penyakit
8.
Penyehatan dan pengamanan lainnya, sepeti
keadaan pasca bencana
Sasaran
Kesehatan Lingkungan
Menurut Pasal
22 ayat (2) UU 23/1992, Sasaran dari pelaksanaan kesehatan lingkungan adalah
sebagai berikut :
1.
Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan,
dan usaha-usaha yang sejenis
2.
Lingkungan pemukiman : rumah tinggal,
asrama/yang sejenis
3.
Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan
industri/yang sejenis
4.
Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara
yang digunakan untuk umum
5.
Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat
khusus seperti lingkungan yang berada dlm keadaan darurat, bencana perpindahan
penduduk secara besar2an, reaktor/tempat yang bersifat khusus.
2.2
Masalah-Masalah Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi
Masalah Kesehatan lingkungan merupakan masalah kompleks
yang untuk mengatasinya dibutuhkan integrasi dari berbagai sector terkait. Di Indonesia
permasalah dalam kesehatan lingkungan antara lain :
1.
Air Bersih
Air bersih
adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi
syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air minum adalah air
yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.Air bersih banyak hubungannya dengan persampahan,
pengelolaan sampah yang setiap hari diproduksi oleh masyarakat serta pembuangan
air limbah yang langsung dialirkan pada saluran sungai.Hal tersebut menyebabkan
pandangkalan saluran/sungai, tersumbatnya saluransungai karena sampah. Pada
saat musim penghujan selalu terjadi banjir dan menimbulkan penyakit. Beberapa
penyakit yang ditimbulkan oleh sanitasi yang kurang baik serta pembuangan
sampah dan air limbah yang kurang baik diantaranya adalah:
a.
Diare
b.
Demam berdarah
c.
Disentri
d.
Hepatitis A
e.
Kolera
f.
Tiphus
g.
Cacingan dan Malaria
2. Kesehatan
Pemukiman
Sebenarnya penduduk dalam suatu
negara merupakan suatu potensi yang dapat dimanfaatkan untuk pembangunan negara
itu sendiri sebagai pelaksana sekaligus objek dari pembangunan. Namun apabila
jumlahnya terlampau banyak dan di sisi lain kualitas SDM (Sumber Daya Manusia)
itu sendiri tidak memadai untuk menjadi pelaksana pembangunan, maka hal ini
akan menjadi masalah karena penduduk hanya menjadi objek pembangunan bukan
pelaksana. Sehingga negara harus bekerja lebih untuk menanggung kehidupan dari
penduduknya agar setidaknya dapat merasakan kehidupan yang layak. Namun
faktanya masih banyak rakyat Indonesia yang hidup dalam kondisi yang sangat
memprihatinkan. Kepadatan penduduk yang terjadi di Indonesia mengakibatkan
terbatasnya lahan untuk tempat tinggal sehingga hal ini memaksa masyarakat
untuk membentuk suatu pemukiman kumuh. Tentu saja kondisi ini menyebabkan sulitnya penduduk untuk
memperoleh fasilitas kehidupan yang layak.
3.
Sampah
Pertumbuhan ekonomi di
Indonesia telah meningkatkan taraf kehidupan penduduknya. Peningkatan
pendapatan di negara ini ditunjukkan dengan pertumbuhan kegiatan produksi dan
konsumsi. Pertumbuhan ini juga membawa pada penggunaan sumber semula jadi yang
lebih besar dan pengeksploitasian lingkungan untuk keperluan industri, bisnis
dan aktivitas sosial. Di bandar-bandar negara dunia ketiga, pengurusan sampah
sering mengalami masalah. Pembuangan sampah yang tidak diurus dengan baik, akan
mengakibatkan masalah besar. Karena penumpukan sampah atau membuangnya
sembarangan ke kawasan terbuka akan mengakibatkan pencemaran tanah yang juga
akan berdampak ke saluran air tanah. Demikian juga pembakaran sampah akan
mengakibatkan pencemaran udara, pembuangan sampah ke sungai akan mengakibatkan
pencemaran air, tersumbatnya saluran air dan banjir (Sicular 1989). Selain itu,
Eksploitasi lingkungan adalah menjadi isu yang berkaitan dengan pengurusan
terutama sekitar kota. Masalah sampah sudah saatnya dilihat dari konteks
nasional. Kesukaran untuk mencari lokasi landfill sampah, perhatian terhadap
lingkungan, dan kesehatan telah menjadi isu utama pengurusan negara dan sudah
saatnya dilakukan pengurangan jumlah sampah, air sisa, serta peningkatan
kegiatan dalam menangani sampah
4. Serangga
dan Binatang Pengganggu
Serangga
sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang
kemudian disebut sebagai vektor misalnya : pinjal tikus untuk penyakit
pes/sampar, Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria, Nyamuk Aedes sp untuk
Demam Berdarah Dengue (DBD), Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki
Gajah/Filariasis
5. Tempat Umum dan Pengolahan Makanan (TUPM)
Makanan termasuk minuman,
merupakan kebutuhan pokok dan sumber utama bagi kehidupan manusia, namun
makanan yang tidak dikelola dengan baik justru akan menjadi media yang sangat
efektif didalam penularan penyakit saluran pencernaan (Food Borne Deseases). Terjadinya
peristiwa keracunan dan penularan penyakit akut yang sering membawa kematian
banyak bersumber dari makanan yang berasal dari tempat pengolahan makanan (TPM)
khususnya jasaboga, rumah makan dan makanan jajanan yang pengelolaannya tidak
memenuhi syarat kesehatan atau sanitasi lingkungan.
Sehingga upaya pengawasan
terhadap sanitasi makanan amat penting untuk menjaga kesehatan konsumen atau
masyarakat.
2.3. Solusi Menangani
masalah Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan
1. Fasilitas Air Sehat
Agar air minum tidak
menyebabkan penyakit maka air tersebut hendaknya diusahakan memenuhi
persyaratan-persyaratan kesehatan, setidaknya diusahakan mendekati persyaratan
tersebut. Air yang sehat harus mempunyai persyaratan sebagai berikut :
· Syarat Fisik
Persyaratan fisik untuk air
minum yang sehat adalah bening (tak berwarna), tidak berasa, suhu dibawah suhu
udara diluarnya sehingga dalam kehidupan sehari-hari. Cara mengenal air yang
memenuhi persyaratan fisik ini tidak sukar.
· Syarat Bakteriologis
Air untuk keperluan minum yang
sehat harus bebas dari segala bakteri, terutama bakteri patogen. Cara untuk
mengetahui apakah air minum terkontaminasi oleh bakteri patogen adalah dengan
memeriksa sampel (contoh) air tersebut. Dan bila dari pemeriksaan 100 cc air
terdapat kurang dari 4 bakteri E. coli maka air tersebut sudah memenuhi syarat
kesehatan.
· Syarat Kimia
Air minum yang sehat harus
mengandung zat-zat tertentu didalam jumlah yang tertentu pula. Kekurangan atau
kelebihan salah satu zat kimia didalam air akan menyebabkan gangguan fisiologis
pada manusia. Bahan-bahan atau zat kimia yang terdapat dalam air yang ideal
antara lain sebagai berikut :
Sesuai dengan prinsip teknologi
tepat guna di pedesaan maka air minum yang berasal dari mata air dan sumur
dalam adalah dapat diterima sebagai air yang sehat dan memenuhi ketiga
persyaratan tersebut diatas asalkan tidak tercemar oleh kotoran-kotoran
terutama kotoran manusia dan binatang. Oleh karena itu mata air atau sumur yang
ada di pedesaan harus mendapatkan pengawasan dan perlindungan agar tidak
dicemari oleh penduduk yang menggunakan air tersebut.
Sumber-Sumber Air Minum
Pada prinsipnya semua air dapat
diproses menjadi air minum. Sumber-sumber air ini, sebagai berikut :
1. Air
Hujan
Air hujan dapat ditampung
kemudian dijadikan air minum. Tetapi air hujan ini tidak mengandung kalsium.
Oleh karena itu agar dapat dijadikan air minum yang sehat perlu ditambahkan
kalsium didalamnya.
2. Air
Sungai dan Danau
Menurut asalnya sebagian dari
air sungai dan air danau ini juga dari air hujan yang mengalir melalui
saluran-saluran ke dalam sungai atau danau ini. Kedua sumber air ini sering
juga disebut air permukaan. Oleh karena air sungai dan danau ini sudah
terkontaminasi atau tercemar oleh berbagai macam kotoran maka bila akan
dijadikan air minum harus diolah terlebih dahulu.
3. Mata
Air
Air yang keluar dari mata air
ini berasal dari air tanah yang muncul secara alamiah. Oleh karena itu air dari
mata air ini bila belum tercemar oleh kotoran sudah dapat dijadikan air minum
langsung. Tetapi karena kita belum yakin apakah betul belum tercemar maka
alangkah baiknya air tersebut direbus dahulu sebelum diminum.
4. Air
Sumur Dangkal
Air ini keluar dari dalam tanah
maka juga disebut air tanah. Air berasal dari lapisan air didalam tanah yang
dangkal. Dalamnya lapisan air ini dari permukaan tanah dari tempat yang satu ke
yang lain berbeda-beda. Biasanya berkisar antara 5 sampai dengan 15 meter dari
permukaan tanah. Air sumur pompa dangkal ini belum begitu sehat karena
kontaminasi kotoran dari permukaan tanah masih ada. Oleh karena itu perlu direbus
dahulu sebelum diminum.
5. Air
Sumur Dalam
Air ini berasal dari lapisan
air kedua didalam tanah. Dalamnya dari permukaan tanah biasanya diatas 15
meter. Oleh karena itu sebagaian besar air sumur dalam ini sudah cukup sehat
untuk dijadikan air minum yang langsung (tanpa melalui proses pengolahan).
Pengolahan Air Minum Secara
Sederhana
Seperti telah disebutkan
didalam uraian terdahulu bahwa air minum yang sehat harus memenuhi
persyaratan-persyaratan tertentu. Sumber-sumber air minum pada umumnya dan di
daerah pedesaan khususnya tidak terlindung (protected) sehingga air tersebut
tidak atau kurang memenuhi persyaratan kesehatan. Untuk itu perlu pengolahan
terlebih dahulu.
Ada beberapa cara pengolahan
air minum antara lain sebagai berikut :
1.
Pengolahan Secara Alamiah
Pengolahan ini dilakukan dalam
bentuk penyimpanan (storage) dari air yang diperoleh dari berbagai macam
sumber, seperti air danau, air kali, air sumur dan sebagainya. Didalam
penyimpanan ini air dibiarkan untuk beberapa jam di tempatnya. Kemudian akan
terjadi koagulasi dari zat-zat yang terdapat didalam air dan akhirnya terbentuk
endapan.
Air akan menjadi jernih karena
partikel-partikel yang ada dalam air akan ikut mengendap.
2.
Pengolahan Air dengan Menyaring
Penyaringan air secara
sederhana dapat dilakukan dengan kerikil, ijuk dan pasir. Lebih lanjut akan
diuraikan kemudian. Penyaringan pasir dengan teknologi tinggi dilakukan oleh
PAM (Perusahaan Air Minum) yang hasilnya dapat dikonsumsi umum.
3.
Pengolahan Air dengan Menambahkan Zat Kimia
Zat kimia yang digunakan dapat
berupa 2 macam yakni zat kimia yang berfungsi untuk koagulasi dan akhirnya
mempercepat pengendapan (misalnya tawas). Zat kimia yang kedua adalah berfungsi
untuk menyucihamakan (membunuh bibit penyakit yang ada didalam air, misalnya
chlor).
4.
Pengolahan Air dengan Mengalirkan Udara
Tujuan utamanya adalah untuk
menghilangkan rasa serta bau yang tidak enak, menghilangkan gas-gas yang tak
diperlukan, misalnya CO2 dan juga menaikkan derajat keasaman air.
5.
Pengolahan Air dengan Memanaskan Sampai Mendidih
Tujuannya untuk membunuh
kuman-kuman yang terdapat pada air. Pengolahan semacam ini lebih tepat hanya
untuk konsumsi kecil misalnya untuk kebutuhan rumah tangga. Dilihat dari
konsumennya, pengolahan air pada prinsipnya dapat digolongkan menjadi 2 yakni :
1.
Pengolahan Air Minum untuk Umum
· Penampungan Air Hujan
Air hujan dapat ditampung
didalam suatu dam (danau buatan) yang dibangun berdasarkan partisipasi
masyarakat setempat. Semua air hujan dialirkan ke danau tersebut melalui
alur-alur air. Kemudian disekitar danau tersebut dibuat sumur pompa atau sumur
gali untuk umum. Air hujan juga dapat ditampung dengan bak-bak ferosemen dan
disekitarnya dibangun atap-atap untuk mengumpulkan air hujan. Di sekitar bak
tersebut dibuat saluran-saluran keluar untuk pengambilan air untuk umum. Air
hujan baik yang berasal dari sumur (danau) dan bak penampungan tersebut secara
bakteriologik belum terjamin untuk itu maka kewajiban keluarga-keluarga untuk
memasaknya sendiri misalnya dengan merebus air tersebut.
· Pengolahan Air Sungai
Air sungai dialirkan ke dalam
suatu bak penampung I melalui saringan kasar yang dapat memisahkan benda-benda
padat dalam partikel besar. Bak penampung I tadi diberi saringan yang terdiri
dari ijuk, pasir, kerikil dan sebagainya. Kemudian air dialirkan ke bak
penampung II. Disini dibubuhkan tawas dan chlor. Dari sini baru dialirkan ke
penduduk atau diambil penduduk sendiri langsung ke tempat itu. Agar bebas dari
bakteri bila air akan diminum masih memerlukan direbus terlebih dahulu.
· Pengolahan Mata Air
Mata air yang secara alamiah
timbul di desa-desa perlu dikelola dengan melindungi sumber mata air tersebut
agar tidak tercemar oleh kotoran. Dari sini air tersebut dapat dialirkan ke
rumah-rumah penduduk melalui pipa-pipa bambu atau penduduk dapat langsung
mengambilnya sendiri ke sumber yang sudah terlindungi tersebut.
2.
Pengolahan Air Untuk Rumah Tangga
· Air Sumur
Air sumur pompa terutama air
sumur pompa dalam sudah cukup memenuhi persyaratan kesehatan. Tetapi sumur
pompa ini di daerah pedesaan masih mahal, disamping itu teknologi masih
dianggap tinggi untuk masyarakat pedesaan. Yang lebih umum di daerah pedesaan adalah
sumur gali.
Agar air sumur pompa gali ini
tidak tercemar oleh kotoran di sekitarnya, perlu adanya syarat-syarat sebagai
berikut :
- Harus
ada bibir sumur agar bila musim hujan tiba, air tanah tidak akan masuk ke
dalamnya.
- Pada
bagian atas kurang lebih 3 m dari permukaan tanah harus ditembok,
agar air dari atas tidak dapat mengotori air sumur.
- Perlu
diberi lapisan kerikil di bagian bawah sumur tersebut untuk
mengurangi kekeruhan.
Sebagai pengganti kerikil, ke
dalam sumur ini dapat dimasukkan suatu zat yang dapat membentuk endapan,
misalnya aluminium sulfat (tawas). Membersihkan air sumur yang keruh ini dapat
dilakukan dengan menyaringnya dengan saringan yang dapat dibuat sendiri dari
kaleng bekas.
· Air Hujan
Kebutuhan rumah tangga akan air
dapat pula dilakukan melalui penampungan air hujan. Tiap-tiap keluarga dapat
melakukan penampungan air hujan dari atapnya masing-masing melalui aliran
talang. Pada musim hujan hal ini tidak menjadi masalah tetapi pada musim
kemarau mungkin menjadi masalah. Untuk mengatasi keluarga memerlukan tempat
penampungan air hujan yang lebih besar agar mempunyai tandon (storage)
untuk musim kemarau.
2. Pemukiman
Secara umum
rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
· Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu :
pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan
yang mengganggu
· Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu :
privasi yang cukup, komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni
rumah
· Memenuhi persyaratan pencegahan
penularan penyakit antarpenghuni rumah dengan penyediaan air bersih,
pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus,
kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi,
terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan
penghawaan yang cukup
· Memenuhi persyaratan pencegahan
terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah
antara lain persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah
roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh
tergelincir.
3. Sampah
Teknik
pengelolaan sampah yang baik dan benar harus memperhatikan faktor-faktor unsur,
berikut:
· Penimbunan sampah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah penduduk dan
kepadatannya, tingkat aktivitas, pola kehidupan/tk sosial ekonomi, letak
geografis, iklim, musim, dan kemajuan teknologi
· Penyimpanan sampah
· Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan
kembali
· Pengangkutan
· Pembuangan
Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah, kita dapat mengetahui
hubungan dan urgensinya masing-masing unsur tersebut agar kita dapat memecahkan
masalah-masalah ini secara efisien.
4. Serangga
Penanggulangan/pencegahan
dari penyakit tersebut diantaranya dengan merancang rumah/tempat pengelolaan
makanan dengan rat proff (rapat tikus), Kelambu yang
dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk Anopheles sp, Gerakan
3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat penampungan air untuk mencegah
penyakit DBD, Penggunaan kasa pada lubang angin di rumah atau dengan pestisida
untuk mencegah penyakit kaki gajah dan usaha-usaha sanitasi.
Binatang
pengganggu yang dapat menularkan penyakit misalnya anjing dapat menularkan
penyakit rabies/anjing gila. Kecoa dan lalat dapat menjadi perantara
perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga menimbulakan diare. Tikus dapat
menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya yang telah
terinfeksi bakteri penyebab.
5. Tempat Umum dan Pengolahan Makanan
(TUPM)
Agar kesehatan
masyarakat selalu terjaga perlu digalakkan gerakan hidup bersih dan sehat. Pola
hidup bersih dan sehat dapat diartikan sebagai hidup di lingkungan yang
memiliki standar kebersihan dan kesehatan serta menjalankan pola/perilaku hidup
bersih dan sehat. Lingkungan yang sehat dapat memberikan efek terhadap kualitas
kesehatan. Kesehatan seseorang akan menjadi baik jika lingkungan yang ada di sekitarnya
juga baik. Begitu juga sebaliknya, kesehatan seseorang akan menjadi buruk jika
lingkungan yang ada di sekitarnya kurang baik. Dalam penerapan hidup bersih dan
sehat dapat dimulai dengan mewujudkan lingkungan yang sehat. Lingkungan yang
sehat memiliki ciri-ciri tempat tinggal (rumah) dan lingkungan sekitar rumah
yang sehat
PENUTUP
Berbagai
masalah kesehatan lingkungan yang sering dihadapi masalah dimanapun,seperti
masalah:
1.
Sanitasi
2.
Masalah Pemukiman
3.
Sampah
4.
Serangga
5.
TUPM
Adalah masalah yang dapat
ditanggulangi apabila masyarakat sadar dan mau melakukan pola hidup bersih dan
sehat.
Agar kesehatan masyarakat
selalu terjaga perlu digalakkan gerakan hidup bersih dan sehat. Pola hidup
bersih dan sehat dapat diartikan sebagai hidup di lingkungan yang memiliki
standar kebersihan dan kesehatan serta menjalankan pola/perilaku hidup bersih
dan sehat. Lingkungan yang sehat dapat memberikan efek terhadap kualitas
kesehatan. Kesehatan seseorang akan menjadi baik jika lingkungan yang ada di
sekitarnya juga baik. Begitu juga sebaliknya, kesehatan seseorang akan menjadi
buruk jika lingkungan yang ada di sekitarnya kurang baik. Dalam penerapan hidup
bersih dan sehat dapat dimulai dengan mewujudkan lingkungan yang sehat. Lingkungan
yang sehat memiliki ciri-ciri tempat tinggal (rumah) dan lingkungan sekitar
rumah yang sehat
DAFTAR PUSTAKA
1. Notoadmojo, Soekidjo. 2003. Prinsip-Prinsip
Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta
2. Riyadi, Sugeng. Kesehatan
Lingkungan
3. Sri Budiyati. Tanpa tahun. Kesehatan
Lingkungan. Bogor: Departemen Biologi FMIPA IPB
7. http://id.wikipedia.org/wiki/Masalah_lingkungan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar